SEDIKIT CERITA
Saya tertarik pada astronomi sejak 26 tahun yang lalu. Ceritanya
berawal ketika ayah mengajak saya ke Planetarium Jakarta di Taman Ismail
Marzuki dan di sana saya melihat sebongkah meteorite. Menurut ayah saya,
selama satu minggu sesudah itu, saya bertanya-tanya bagaimana mungkin ada
batu jatuh dari langit. Setiap orang yang saya temui pasti saya tanya
tentang hal itu, sayangnya tak ada seorangpun yang bisa menjawab pertanyaanku.
Sejak itulah, setiap kali ada orang yang bertanya tentang cita-cita
saya, jawaban saya selalu "Saya mau jadi Profesor Perbintangan." , waktu
itu saya belum tahu bahwa orang yang mempelajari masalah "perbintangan"
disebut Astronom. Tetapi ternyata pada akhirnya saya menjadi sarjana hukum.
Apes.
Waktu saya kelas 6 SD, dengan uang tabungan yang ada saya membeli sebuah
binokuler (kijker). Selama 2 minggu binokuler itu saya sembunyikan
karena saya takut orang tua saya akan marah kalau mereka tahu bahwa saya
memakai uang tabungan saya untuk membeli barang seperti itu.
Untungnya, ketika pada akhirnya mereka tahu, mereka tidak marah dan
hanya menggelengkan kepala.
Dengan binokuler itu saya banyak menghabiskan waktu melihat-lihat bintang
dan mengamati langit malam, tanpa tahu apa yang saya lihat atau apa yang
saya cari.
Seringkali saya naik ke atap dapur dan memandang ke langit malam yang,
waktu itu, masih gelap dan bebas dari polusi cahaya. Kemudian saya berkhayal
bahwa di atas sana, di planet lain, ada seorang anak yang sedang mengamati
langit malam seperti yang saya sedang lakukan.
Lama saya mengamati langit malam tanpa tahu apa yang sebenarnya saya lakukan. Karena keluarga kami bukan keluarga kaya, saya hanya satu kali lagi datang ke Planetarium. Pada waktu itu, buku-buku tentang Astronomi tidak ada di sini. Bahkan sekarang pun, kalau kita pergi ke toko buku dan mencari buku tentang Astronomi, pasti tidak akan dapat. Satu-satunya sumber mengenai Astronomi yang saya miliki adalah buku berjudul "Alam Semesta" terbitan Time-Life Book yang dibeli oleh ayah saya. Saya bersyukur bahwa memiliki ayah seperti ayah saya. Alih-alih mengajak kami, anak-anaknya, pergi ke Taman Ria atau nonton film di bioskop, ayah saya banyak sekali membelikan kami buku-buku, yang harganya jauh lebih mhal daripada karcis masuk bioskop atau taman ria. Kami berlangganan buku-buku terbitan Time-Life, yang harganya waktu itu mahal sekali. Bayangkan saja, harga langganan buku-buku tersebut adalah seperlima dari gaji ayah yang hanya pegawai negeri! Dan karena itu, perpusatakaan kami penuh dengan buku-buku bagus.
Seperti saya katakan tadi, saya mengamati langit malam (observasi) tanpa
mempunyai tujuan. Baru pada tahun 1986 saya melakukan observasi dengan
tujuan yang jela, yaitu melihat komet Haley. Bermalam-malam saya mencari
di mana komet Haley berada. Satu-satunya petunjuk yang saya punya adalah
satu artikel di koran yang mengatakan bahwa komet tersebut berada di sekitar
rasi Centaurus.
Waktu itu saya sama sekali tidak tahu yang mana rasi Centaurus di antara
sekian banyak bintang di langit. Sampai suatu malam salah seorang tetangga
saya ikut mencari komet Haley dengan membawa peta langit malam (Planisphere).
Saya terheran-heran melihat benda yang namanya Planisphere.
Bersama-sama kami mencari Haley dengan memakai Alpha dan Beta Centauri
sebagai patokan. Tapi kami belum berhasil menemukan sang komet.
Akhirnya, setelah beberapa malam, saya berhasil juga menemukan
Haley. Sya sedikit kecewa ketika akhirnya saya melihat Haley, karena apa
yang saya lihat tidak seperti apa yang saya bayangkan, waktu itu Haley
hanya terlihat seperti bola putih yang buram dan kabur. Meskipun demikian,
paling tidak saya sudah melihat Haley.
Baru pada tahun 1992 saya mendengar tentang Astronomi Amatir dan orang-orang
yang disebut Astronom Amatir.
Saya tahu tentang hal tersebut dari buku yang dikirim oleh sepupu saya Emiko
yang tinggal di Amerika, yaitu Night Watch yang ditulis oleh Terence
Dickinson. Sebelum membaca buku itu, saya selalu mengira bahwa Astronomi
hanya dilakukan oleh orang-orang yang bekerja Observatorium Bintang. Sama
sekali tidak pernah terlintas dalam benak saya bahwa Astronomi bisa menjadi
hobi dan bisa dilakukan dari halaman belakan rumah.
Buku itu saya baca berulang-ulang, sampai kusam :-) Dengan berbekal
buku itu dan binokuler pinjaman (punya saya sudah rusak) saya menikmati
dan mempelajari langit malam.
Buku Night Watch telah membuka mata saya dan jendela alam semesta.
Meskipun demikian, kefiatan saya sebagai Astronom Amatir masih
terbatas pada menghapal posisi dan bentuk konstelasi/rasi bintang, menikmati
hujan Meteor dan mengamati langit dengan binokuler.
Sama sekali tidak pernah terpikir oleh saya untuk memiliki teleskop.
Sampai suatu hari ketika saya sedang berada di toko buku saya melihat "Astronomy Magazine". Saya beli majalah itu. Waktu itu bulan Desember dan yang saya beli adalah edisi Februari 93. Betapa herannya saya melihat begitu banyaknya iklan teleskop. Sama sekali saya tidak pernah tahu bahwa teleskop bisa dibeli oleh siapa saja,. Saya selalu mengira bahwa harga teleskop amat sangat mahal dan hanya institusi tertentu, seperti observatorium atau perguruan tinggi, yang bisa membelinya. Melihat iklan-iklan tersebut, saya putuskan bahwa suatu hari saya harus memiliki teleskop sendiri.
Sesudah menabung selama satu tahun, akhirnya saya bisa mengumpulkan
cukup uang untuk membeli teleskop. Saya putuskan untuk membeli SCT merk
Meade yang berukuran 8" (20 cm).
Sekitar satu bulan saya menunggu sebelum akhirnya teleskop tersebut
saya terima. Dan saya masih harus menunggu lagi selama sekitar tiga bulan
sebelum bisa memakai teleskop saya , karena telskop tadi datang tepat pada
pertengahan musim hujan.
Dengan teleskop ini, saya luangkan waktu saya untuk mengamati dan mempelajari
langit malam meskipun tidak bisa sesering yang saya inginkan.
Sekitar satu tahun yang lalu, saya mulai berlangganan "Sky & Telescope". Dengan bekal kedua majalah tentang astronomi dan teleskop, saya nikmati keindahan langit malam.
Dulu teleskop Meade 8" saya adalah benda yang sangat berharga, tetapi
sekarang kedudukannya sudah diambil alih oleh cermin 5.6" f/4.9 yang saya
buat sendiri.
Teleskop untuk cermin tersebut belum selesai saya buat, mudah-mudahan
bisa selesai segera. Kalau kamu ingin membuat teleskop sendiri, silakan
buka Membuat Teleskop.
itu tadi sedikit cerita tentang diri saya.
ISI DARI HOME PAGE INI
Tujuan dari Home Page ini adalah untuk memperkenalkan Astronomi Amatir kepada siapa saja yang kebetulan mampir dan belum pernah mendengar tentang Astronomi Amatir. Buat mereka yang sudah tahu apa itu Astronomi Amatir saya harap tulisan ini bermanfaat juga.
Pada halaman-halaman berikut, kita bisa baca hal-hal mengenai pengamatan
bintang atau observasi. Saya tulis semuanya berdasarkan pengalaman saya.
Mungkin cara saya bukanlah cara yang paling baik untuk melakukan observasi,
meskipun demikian cara tersebut adalah cara yang selama ini selalu saya
pakai dan selalu berhasil.
Di web banyak sekali home page dari Astronom Amatir yang berpengalaman.
Coba kunjungi page mereka untuk menambah pengetahuan mengenai Astronomi,
dan yang paling penting, kalau bisa miliki buku-buku tentang Astronomi.
Kalau anda punya saran, ide, usul, komentar atau apa saja mengenai apa yang saya tulis di sini, tolong beri tahu saya.
Links to other sites on the Web
Astronomy Magazine
Sky & Telescope
The Astronomical League
Messier data base
Herschel 400
International Dark Sky Organization
© 1997 bob@bahana.co.id